Polifenol memiliki sifat antioksidan lebih baik dibandingkan vitamin-vitamin dan menjadi obyek yang menarik perhatian para ahli nutrisi , epidemiologi, perusahaan agraria dan konsumen pada dekade terakhir. Keuntungan utama polifenol adalah efek melindungi terhadap berbagai penyakit seperti kanker dan penyakit kardiovaskular. Polifenol membantu melawan pembentukan radikal bebas dalam tubuh dan karenanya memperlambat penuaan sel. Polifenol ditemukan dalam kebanyakan produk konsumsi, utamanya dalam buah dan sayuran serta produk yang diproses seperti coklat, teh dan anggur.
Tidak ada yang tahu sampai sekarang kandungan polifenol total yang tepat dari makanan yang berbeda. Tabel komposisi yang dikompilasi oleh Centre de coopĂ©ration internationale en recherche agronomique pour le dĂ©veloppement (CIRAD) dan rekan-rekannya sedang mengarah menuju jawaban di atas. Tabel tersebut dibuat dalam program French Research Ministry’s Nutrialis . Para peneliti mempelajari 162 sampel dari 42 sayuran dan 71 sampel dari 28 buah-buahan. Kandungan polifenol total 85 sampel the juga diperiksa.
Ternyata, stroberi, leci dan anggur yang memiliki kandungan polifenol tertinggi, tapi sayuranpun tidak jauh beda, khususnya artichoke, peterseli dan kubis Brussel. Namun demikian, jumlah total yang dikonsumsi berperan cukup penting. Pierre Brat seorang ahli Biokimia dari CIRAD mengatakan : “Jika kita melihat kandungan total polifenol dalam apel, yang rankingnya no 5 diantara buah-buahan, tapi karena jumlah konsumsinya menjadikan apel menjadi no 1 !”. Dalam sayuran, kentang yang menduduki ranking ke-19, karena konsumsi yang sangat banyak menjadikannya hampir 60% polifenol yang diperoleh dari sayuran.
Tujuan pembuatan tabel kompilasi oleh CIRAD dan rekannya adalah untuk menyetel komposisi produk terhadap konsumsinya. Para peneliti harus memilih beberapa buah dan sayuran yang mewakili konsumsi orang Perancis. Pada akhirnya, mereka memperhitungkan perbedaan variasi yang dimakan, perbedaan tempat produksi dan negara, dan darimana buah-buahan serta sayuran teresebut dibeli. Polifenol total kemudian dianalisis menggunakan teknik yang diadaptasi dari uji kolorimetri yaitu metode Folin Ciocalteu. Peneliti mendapatkan hubungan antara hasil yang diperoleh dengan tingkat konsumsi. Pada tahap akhir, team berhubungan dengan Agence franAsaise de sAccuritAc sanitaire des alinments (AFSSA) untuk membuktikan pentingnya hasil-hasil uji buah-buahan segar dan sayuran yang dibeli.
Para peneliti sedang menganalisis kandungan polifenol dalam produk yang diproses. Penelitian ini sedang berjalan dibawah poyek baru bernama Phenobase, dikoordinasi oleh Centre technique de la conservation des produits agricoles di Avignon yang di dalamnya CIRAD juga bergabung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar